Pengadilan Indonesia menghukum pemimpin Jemaah Islamiah 7 tahun penjara karena menghasut terorisme

JAKARTA – Pemimpin tertinggi kelompok teror Asia Tenggara Jemaah Islamiah (JI) dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara pada Senin (20 Juli) oleh pengadilan Indonesia karena menghasut orang lain untuk melakukan tindakan terorisme.

Para Wijayanto, 56, ditunjuk sebagai emir JI pada 2009.

Jaksa mengatakan dia berperan penting dalam merekrut, melatih dan mengumpulkan dana untuk militan Indonesia yang pergi ke Suriah antara 2012 dan 2018 untuk berjuang bersama mereka yang menentang rezim Presiden Bashar al-Assad.

Dia dan istrinya ditangkap di pinggiran Jakarta pada Juli 2019.

“Terdakwa sengaja menghasut orang lain untuk melakukan terorisme,” kata hakim ketua Alex Adam Faisal di ruang sidang pengadilan negeri Jakarta Timur. Wijayanto tidak hadir di pengadilan untuk putusan tersebut dan mengikuti proses melalui konferensi video dari penjara di kantor polisi Jakarta.

Hakim, yang menggambarkan Wijayanto sebagai orang yang berpendidikan, berpengetahuan luas dan memiliki keterampilan komunikasi yang baik, menekankan bahwa JI dilarang oleh pemerintah Indonesia.

Jaringan JI, yang berafiliasi dengan kelompok teror Al-Qaeda, berada di balik serangan teror paling mematikan di negara ini – pemboman Bali pada tahun 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang, banyak di antaranya adalah orang asing.

Jaksa mengatakan Wijayanto, yang juga dikenal sebagai Abu Faiz, mengirim dua rekan militan, Patria dan Askary, ke Suriah pada tahun 2012 untuk menjalin kontak dengan Tentara Pembebasan Suriah dan Jabhat al-Nusra, sebuah organisasi teror yang memerangi pasukan pemerintah dalam perang saudara Suriah. Kedua militan ditugaskan untuk mengevaluasi dan memetakan rute yang mungkin bagi militan Indonesia lainnya untuk melakukan perjalanan ke Suriah. Tidak diketahui berapa banyak militan Indonesia yang akhirnya dikirim ke negara yang dilanda perang itu.

Tujuannya, kata jaksa, adalah agar para militan itu akhirnya kembali ke Indonesia dan menggunakan pengalaman pertempuran mereka untuk mendirikan negara Islam di dalam negeri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *